Minggu, 08 Agustus 2010

Tokek dan Perang Dunia


Tokek memang sedang naik daun, masyarakat bukan saja memperbincangkan namun juga memburunya sampai ke hutan dan berbagai tempat. Ada yang hanya iseng, ada juga yang ingin mendapat uang banyak dan banyak juga yang menggeluti secara serius.

Pada masa lampau tokek memang laku namun hanya sekedar untuk dikeringkan dan dibuat obat kulit dan juga diekspor. Namun beberapa tahun ini tokek bukan saja diburu oleh orang Indonesia tapi juga oleh orang dari Malaysia. Apa yang yang sebenarnya terkandung didalam tokek, sehingga begitu mahalnya harga seekor tokek yang mencapai milyaran rupiah namun harus memiliki berat tertentu?

Memang patut dipercaya tokek atau binatang apapun bila memiliki kelebihan yang bisa berguna untuk kepentingan yang lebih tinggi pasti laku mahal. Apa yang dimaksud dengan kelebihan tertentu, misal bisa menjadi antibody terhadap berbagai penyakit. Bila seekor binatang atau tumbuhan atau sebuah penemuan ramuan yang nantinya bisa membuat seseorang kebal terhadap berbagai penyakit maka dapat dipastikan berharga mahal sekali.

Mengapa tokek bisa laku mahal dan bernilai milyaran, salah satunya karena bisa saja tokek merupakan salah satu reptil yang memiliki enzym antibody atau enzym yang bisa membuat manusia kebal terhadap serangan berbagai penyakit, misal aids, flu burung, flu babi dsbnya.

Apa masalahnya kalau hanya bisa antibody atau kebal terhadap penyakit lalu tokek bisa mahal? Masalahnya terletak pada kepentingan perang dunia ke 3!

Ingatkan Anda tentang kontroversi senjata biologis yang konon diciptakan oleh Saddam Hussesin? Konon katanya, di dalam empedu tokek ada enzym tokek yang bisa membuat kebal dari serangan senjata biology yang salah satunya ditemukan atau dibuat oleh Saddam.

Tak perlu percaya, tapi bisa juga ini jadi kenyataan. Lihat penelitian di China yang membuat serbuk dari enzym tokek dan dilakukan percobaan pada tikus, dan dari hasil didapatkan bahwa tikus yang mendapat atau menghirus serbuk tokek tidak mati walau diberi berbagai macam penyakit, dan tikus yang tidak diberi antibody langsung mati kena senjata biology berupa penyakit.

Perang dunia ke 3 diyakini tidak keseluruhan memakai senjata nuklir dan tidak keseluruhannya memakai senjata kimia, mengapa? karena hal itu akan memicu saling menggempur dan saling mengalami korban.Perang dunia ke 3 setiap negara bukan saja memikirkan bagaimana amannya negara dan penduduknya ketika perang terjadi sehingga sudah ada yang berpikir tentang persembunyian bawah tanah, ada juga yang membuat persembunyian di luar angkasa.

Tetapi yang penting lagi adalah bagaimana bisa menyerang negara lain tanpa diketahui sedang menyerang bahkan tidak diketahui bahwa sedang terjadi perang dunia ke 3, karena hanya terjadi manusia berpenyakit dan mati karena senjata biology.

Jadi jangan mengira bila terjadi wabah penyakit lalu kita berkata itu biasa dan sudah musimnya penyakit. Tapi bisa jadi itu merupakan awalnya perang dunia ke 3. Waspadalah dan berdoalah agar Tuhan Beserta Kita.
Sumber : suaramerdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar