Senin, 02 Juli 2012

Yang Terbaik dari El Ilusionista

Kiev - Bukan Xavi Hernandez, bukan pula Cesc Fabregas, atau pemain lain. Pemain terbaik pada laga final tadi malam adalah pembuat magis lainnya, sang pembuat ilusi; Andres Iniesta. El Ilusionista, demikian Iniesta dijuluki. Ia mendapatkannya lantaran kemampuannya bermain di banyak posisi, seperti menciptakan "ilusi" di lapangan. Apa yang dilakukannya mirip tandem sehatinya di lini tengah, Xavi Hernandez. Jika Iniesta adalah si pembuat ilusi, maka Xavi adalah penarik benang-benang halus yang tidak terlihat; sang puppet master; sang pengatur. Mantan pelatihnya di Barcelona, Frank Rijkaard, menyaksikan sendiri kebisaannya itu. Ia memainkan Iniesta sebagai pemain sayap, gelandang tengah, di belakang striker, dan lainnya. Semuanya selalu berakhir dengan kepuasan untuk Rijkaard. Iniesta sukses menciptakan ilusi mengenai di mana sebenarnya posisi aslinya. Apa yang ia lakukan mirip-mirip dengan pemain serba-bisa dari Barca lainnya, Ivan De La Pena, yang talentanya dengan suka hati dipuji mendiang Bobby Robson. Selain kepintarannya bermain di banyak posisi, Iniesta juga kerap dikenal dengan kemampuannya menggiring bola. Untuk yang satu ini, ia bahkan dinilai lebih baik dari Xavi. Iniesta kerap melakukan tusukan ke dalam kotak penalti dengan membawa bola di kakinya. Sebuah hal yang relatif jarang dilakukan oleh Xavi. Namun, ini bukan soal Xavi. Ini soal Iniesta. Sejak awal perhelatan Piala Eropa, dan orang-orang memperhatikan permainannya, Iniesta langsung digadang-gadang menjadi calon pemain terbaik dari turnamen tersebut. Iniesta adalah salah satu gelandang yang tampil impresif, seperti halnya juga Xavi, dan Andrea Pirlo di kubu Italia. Tapi, Pirlo gagal bersinar di final. Ia mati oleh pressing ketat yang--tanpa diduga--kebanyakan dilakukan oleh Xavi. Sedangkan Iniesta membentuk trio di depan bersama Fabregas dan David Silva. Hasil akhir: Italia sulit untuk berkutik. Cedera Thiago Motta di babak kedua kemudian menambah parah dan akhirnya Spanyol menang empat gol tanpa balas. Iniesta melepaskan 78 operan dalam pertandingan puncak itu. Dari total jumlah tersebut, 57 di antaranya sukses, dan satu di antaranya menjadi awal dari kemenangan Spanyol. Umpan terobosannya diterima Fabregas, sebelum nama yang disebut terakhir ini mengirim umpan yang menjadi assist atas gol dari Silva. "Kami berada di sini tidak untuk mengatakan sepakbola kami lebih baik dari sepakbola orang lain. Tapi, hari ini kami menunjukkan bahwa kami berada di level tertinggi dan bermain jujur dengan gaya kami sendiri. Itu unik, itu seperti sihir; sesuatu yang tak bisa diulang lagi," ujar Iniesta. Unik dan magis, sesuatu yang sebenarnya berhasil diciptakan oleh dirinya juga. Kini, apa yang ia ingin-inginkan telah tercapai: mengangkat trofi bersama rekan-rekan lainnya. Sebuah hal yang menurutnya lebih berharga ketimbang menjadi pemain terbaik turnamen. Sumber : detiksport.com/sepakbola.