Selasa, 25 Maret 2008

Pesan Paskah Ketua PGI

Umat Kristiani di manapun berada
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

Salam sejahtera,

1. Kita patut melantunkan pujian dan mengidungkan mazmur syukur kepada Allah dalam nama Tuhan Yesus Kristus oleh karena atas anugerah dan kasih-Nya kita
boleh memasuki hari raya Paskah, dengan rasa syukur yang meluap-luap.

Dalam kehidupan kristiani, hari raya Paskah memiliki makna yang amat sentral dan fundamental. Paskah-hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematian adalah
pilar-pilar yang kukuh, yang di atasnya konstruksi kekristenan itu di bangun dan didirikan. Jika Kristus terpenjara kematian, dikalahkan oleh kuasa maut dan tidak bangkit, maka kekristenan tidak memiliki makna apapun bagi manusia dan dunia. Kebangkitan Kristus
dari kematian telah membebaskan manusia dari kuasa dosa yang selama ini menjajah dan membelenggu kehidupannya. “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1 Kor 15:17) Paskah memberikan
penegasan bahwa kuasa kehidupan lebih kuat daripada kuasa kematian; kuasa kematian bersifat fana dan sementara, tetapi kuasa kehidupan adalah sesuatu yang terarah kemasa depan dan bermuara pada keselamatan abadi. Melalui kebangkitanNya dari kematian, Kristus
mengukir masadepan berpengharapan dan keselamatan abadi bagi umat manusia. Merayakan Paskah tidak berarti lain kecuali berjuang untuk melawan kuasa kematian dalam berbagai bentuknya dan memberi ruang agar kuasa kehidupan yang membawa pengharapan dan
keselamatan bagi manusia benar-benar terwujud.

2. Gereja-gereja dan umat Kristen di segala abad dan zaman, di segala tempat dan wilayah adalah persekutuan yang sepenuhnya terikat dan dipersekutukan di dalam Kristus. Gereja dan umat Kristen memiliki keterkaitan dan keterhubungan dengan Kristus, Raja dan Kepala
Gereja. Firman Allah menyatakan “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). Yesus Kristus yang telah bangkit dan mengalahkan kuasa kematian itulah yang menjadi dasar
dan fondamen Gereja serta kekristenan, sehingga Gereja dan kekristenan dapat teguh berdiri di tengah-tengah perubahan zaman dengan aneka tantangan di dalamnya.
Tak akan pernah ada dasar lain yang dapat menggeser, mengubah atau menggantikan dasar dari Gereja dan kekristenan selain Yesus Kristus itu sendiri.

Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolose, Rasul Paulus mengingatkan ulang warga gereja bahwa mereka telah menerima Yesus Kristus dalam hidup mereka. Oleh karena itu hidup mereka hendaknya tetap di dalam Kristus, berakar di dalam Kristus, dan dibangun di atas
Kristus. Bahkan warga jemaat dimotivasi agar bertambah teguh dalam iman dengan mewujudkan hidup yang terus menerus bersyukur kepada Kristus.

Dalam pandangan kristiani, kebangkitan Kristus merupakan antisipasi dari kebangkitan orang-orang beriman di masa depan, sebab itu Paskah memiliki keterkaitan dengan manusia kini dan di sini, yang sedang berjuang di tengah kekinian sejarah. Spirit kebangkitan Kristus harus sungguh-sungguh menjadi jiwa dari Gereja-gereja di Indonesia, menjadi nafas dari
seluruh gerak langkah umat kristiani dan tidak boleh terjebak menjadi sebuah kata-kata tanpa makna. Kristus telah bangkit menghadirkan harapan-harapan baru bagi manusia dan dunia. Umat manusia umumnya, dan umat kristiani khususnya, harus bangkit dan secara kreatif
dinamik mengukir karya terbaik bagi sesama tanpa pamrih, dengan tidak mempertimbangkan suku, agama, ras dan antar golongan. Paskah harus mampu merubuhkan tembok-tembok pemisah yang berdiri kukuh membentengi kedirian manusia. Paskah harus mampu menumbuhkan potensi-potensi integratif dan menghancur-luluhkan virus-virus disintegratif yang menggerogoti masyarakat majemuk Indonesia. Paskah harus membarui Gereja, agar
Gereja memiliki kekuatan dan keberanian untuk mengatakan ya, di atas yang ya, dan tidak di atas yang tidak. Gereja harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia (Kisah Para Rasul 5:29). Gereja yang berakar dan di bangun di dalam Kristus adalah Gereja
yang memiliki kekuatan dan kemauan untuk menjadi nabi pada zamannya tanpa ragu, takut dan gentar.

3. Dalam suasana syukur dan sukacita Paskah yang hadir menjamah ruang-ruang kehidupan kita, perkenankanlah kami mengundang saudara-saudara untuk mewujudkan
hal-hal berikut :
a. Semangat Paskah hendaknya benar-benar makin memotivasi setiap warga gereja untuk mewujudkan kehidupan yang berakar dan dibangun di dalam Kristus sehingga warga gereja tetap beriman teguh dalam menjawab tantangan global.

b. Semangat Paskah hendaknya mampu meneguhkan komitmen untuk menjadi Gereja Yesus Kristus yang bangkit, yang bersaksi dan melayani dengan paradigma baru, yang di
dalamnya seluruh potensi warga gereja didayagunakan, keutuhan Gereja dipertahankan, kemajemukan denominasi masyarakat dan diapresiasi, demi terwujudnya damai
sejahtera Allah di atas bumi.

c. Semangat Paskah hendaknya menjadi sumber inspirasi untuk merajut relasi lintas agama yang makin bermutu, dan menjadi modal utama dalam perjuangan bersama bagi
terwujudnya masyarakat majemuk Indonesia yang cerdas, berkeadaban, inklusif, adil dan demokratis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pesan Paskah ini kami akhiri dengan menggarisbawahi Firman Allah: “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:57,58)

Selamat merayakan Paskah 2008!

Jakarta, medio Februari 2008

Atas nama,
Majelis Pekerja Harian
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia

Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Ketua Umum

Pdt. Dr. Richard M. Daulay
Sekretaris Umum