Senin, 04 Agustus 2008

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI

Kata-Kata Diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas
hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa
damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan
senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita
sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita
miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan,
pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang.
Pikiran anda dipenuhi

berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang
besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak
uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus
memikirkannya.
Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati
kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi,
betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang
dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan
ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan
di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan
merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan
orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda
cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa
syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak
dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia
melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si
kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang
lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih
pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari
kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan
penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah
dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap

mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas
saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya.
Saya menjadi gemar bergonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi
rekan-rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting
gajinya lebih besar.
Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya.
Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat
menikmati pekerjaan saya.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di
pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit

jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Lulu,
Lulu.'' Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi
orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya
ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia
terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di
tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga punya masalah dengan
Lulu?'' tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab,
''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita
miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya
ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang
terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia.
Ketika ditanya kenapa demikian,
ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak laki-laki.
Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang.
Kalauberhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan
anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya
akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''

Bersyukurlah !
Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ... Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ... Di masa itulah kamu tumbuh ... Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ... Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ... Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ... Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan
masa surut...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan
menjadi berkah bagimu ...